Introducing The Cream—Our First Serum-in-Moisturizer


by Glow Necessities
Introducing The Cream—Our First Serum-in-Moisturizer

Mendengar berbagai masukan dari Glowtizen dan pelanggan Glow Necessities dalam perjalanan mencari moisturizer (pelembab) yang bisa multifungsi tentu ada asam-manisnya di setiap langkah yang ditemui masing-masing. Walaupun moisturizer yang universal tujuannya baik demi memenuhi kebutuhan pelembab yang dapat digunakan kebanyakan tipe kulit, tantangan yang sering kita jumpai sebagai konsumen adalah moisturizer yang cenderung mengambil kompromi dengan cenderung dikurangi (atau bahkan dieliminiasi) salah satu dari tiga komponen utamanya yang seharusnya membuat kinerjanya memadai: occlusive yang efektif.

Sudah tidak asing jika industri skincare kini mencari alternatif dari occlusive yang sudah teruji bertahun-tahun keefektifannya (atau bahkan dianggap sebagai komponen sediaan obat topikal pelindung kulit) seperti mineral oil atau petrolatum, demi tujuan dari moisturizer itu sendiri: mengunci kelembaban (atau bahasa teknisnya yaitu mencegah transepidermal water loss, kulit yang kelembabannya "menguap" dari lapisan terdalam ke luar) dengan bahan-bahan seperti ceramides beserta cholesterol.

Nah pertanyaannya: alih-alih memilih salah satu dari kedua kategori bahan di atas yang sudah memiliki data pendukung bahwa dapat membantu pemulihan skin-barrier, kenapa tidak mengkombinasi keduanya dalam satu produk? Kendala inilah yang menginsiprasi Komite GNtle, The Cream dikembangkan untuk kulit kita yang seakan selalu terasa "kurang" ternutrisi kelembabannya dengan pelembab konvensional yang bahan aktif pemulih skin-barrier yang belum dose-responsive atau jika rasio tiga bahan utama moisturizer (occlusive, emollient dan humectant) yang belum memadai.

Shop the Dew-Inducing Moisturizer

The Cream

The Cream diformulasikan dengan bahan-bahan pelindung kulit (skin protectant) yang sudah memiliki acuan data, bahkan selangkah lebih jauh: pedoman regulasi, untuk meredakan kendala kulit yang sangat kering, dehidrasi dan tampak pecah-pecah:

  • 20% Glycerin: humectant paling umum dan paling banyak dipelajari keamanan dan keefektifannya
  • 5% pro-Vitamin B5: bahan penenang paling underappreciated yang mulai dari 30 hari dapat memulihkan skin-barrier terkompromi
  • Ceramides murni dan phytosphingosine: bahan yang memimik komponen alami skin-barrier. Jika kulit di-analogikan sebagai dinding, dua bahan ini adalah semen yang mengikat batu batanya untuk tetap kokoh
  • Peptides complex: untuk meningkatkan kinerja aquaporin—bagian dari epidermis yang mengatur "arus" kelembaban serta menstimulasi produksi collagen & elastin—untuk kulit yang lebih plump dan garis halus tersamarkan.
  • Rasio efektif occlusive shea butter, dimethicone & mineral oil
  • Squalane dan minyak nabati yang kaya antioxidant serta omega-3,6,9 untuk mengisi ulang komponen skin-barrier yang terkikis baik karena paparan lingkungan, iritasi atau over-cleansing.

Baik Anda yang memiliki kendala kulit yang terasa seakan tetap "haus" jika memakai moisturizer konvensional, masih memerlukan beberapa lapis pengunci kelembaban dengan moisturizer yang kini Anda pakai, atau suka bereksperimen dengan sensorial tekstur produk pelembab—The Cream adalah kanvas awal untuk memulai perjalanan skincare Anda dengan skin-barrier yang lebih sehat.

REFERENCES:

  • FDA.gov, Internet, (Last retrieved Dec 2021), Skin-Protectant for Over-the-Counter Use
  • Skin moisturizing effects of panthenol-based formulations (Controlled Clinical Trials), Journal of Cosmetic Science, 2011 July-August, Vol. 62 (Issue 4), Pages 361-370
  • Pharmaceuticals (Basel). 2021 July 21, Vol 14 (Issue 8), Page 702
  • Indian Journal of Dermatology, May-Jun 2016, Vol. 61 (Issue 3), Pages 279–287